Halmahera Barat – Polres Halmahera Barat melaksanakan Upacara Peringatan Hari Bela Negara ke-77 Tahun 2025 pada Jumat (19/12/2025) bertempat di Lapangan Apel Polres Halbar. Kegiatan tersebut berlangsung khidmat, tertib, dan penuh semangat nasionalisme.
Upacara dipimpin oleh Wakapolres Halmahera Barat, Kompol Mirzan Yasin, S.H., selaku Inspektur Upacara, dengan Komandan Upacara Kanit Pidum Ipda Reinhard Luma. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 150 peserta yang terdiri dari satu pleton Sabhara, satu pleton gabungan staf, satu pleton Lantas, serta satu pleton gabungan Resintel.
Turut hadir dalam upacara tersebut antara lain Kabag Ren AKP Norbertus Warawarin, Kabag Log AKP Rusli Hanafi, KBO Lantas Ipda Tomas Tandigala, Kasat Lantas Iptu Risno Naser, Kasi Humas Iptu Micael Lobiua, S.IP., Kasiwas Iptu Emde, Kasat Intel Iptu Asrimudin, Kasat Tahti Ipda Jefri Wodjur, serta para perwira dan personel Polres Halmahera Barat.
Rangkaian upacara diawali dengan pembukaan oleh MC, dilanjutkan masuknya Komandan Upacara, menyanyikan Mars Bela Negara, penghormatan kepada Inspektur Upacara, laporan Komandan Upacara, mengheningkan cipta, pembacaan ikrar Bela Negara, serta amanat Inspektur Upacara.
Dalam amanatnya, Kompol Mirzan Yasin, S.H. menyampaikan bahwa peringatan Hari Bela Negara ke-77 dengan tema “Teguhkan Bela Negara untuk Indonesia Maju” merupakan momentum penting untuk meneguhkan komitmen seluruh elemen bangsa dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ia mengingatkan bahwa sejarah berdirinya Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi pada tahun 1948 menjadi bukti nyata bahwa semangat bela negara mampu menjaga eksistensi Republik di tengah ancaman.
Lebih lanjut disampaikan, tantangan bangsa saat ini semakin kompleks, mulai dari rivalitas geopolitik, krisis energi, disrupsi teknologi, hingga ancaman nonkonvensional seperti perang siber, radikalisme, serta bencana alam. Oleh karena itu, semangat bela negara harus menjadi kekuatan kolektif seluruh warga negara.
Inspektur Upacara juga mengajak seluruh peserta untuk menumbuhkan empati dan solidaritas, khususnya kepada masyarakat di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang sedang menghadapi bencana alam. Ketiga wilayah tersebut memiliki peran sejarah yang sangat besar dalam perjalanan bangsa Indonesia, sehingga menjadi panggilan bersama untuk saling membantu dan memperkuat persatuan.

